MAKALAH PERUBAHAN ORGANISASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua organisasi merupakan bagian dari sistem sosial
yang hidup ditengah-tengah masyarakat. Masyarakat itu sendiri memiliki sifat dinamis,
selalu mengalami perubahan dan perkembangan.
Karakteristik masyarakat seperti itu menuntut organisasi untuk juga memiliki sifat
dinamis. Tanpa dinamika yang sejalan dengan dinamika masyarakat, organisasi tidak
akan survive apalagi berkembang. Ini berarti bahwa perubahan dalam suatu organisasi
merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Secara terus menerus organisasi
harus menyesuaikan diri dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi dilingkungannya.
Proses penyesuaian dengan lingkungan merupakan salah satu permasalahan besar yang
dihadapi organisasi modern. Kecuali perubahan yang bertujuan menyesuaikan diri terhadap
perubahan lingkungan, organisasi kadang-kadang menganggap perlu secara sengaja melakukan
perubahan guna meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan.
Karena sifat dan tujuan setiap organisasi berbeda satu sama lain maka frekuensi
dan kadar perubahan yang terjadinya pun tidak selalu sama.Organisasi-organisasi
tertentu lebih sering mengalami perubahan, sementara organisasi lain relatif jarang
melakukannya
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah kekuatan untuk perubahan itu?
2. Perubahan terencana dari organisasi?
3. Perlawanan dan pendekatan untuk mengelola perubahan
organisasi?
4. Bagaimana menciptakan suatu budaya bagi perubahan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apakah kekuatan untuk perubahan itu.
2. Untuk mengetahui perubahan terencana dari organisai.
3.Untuk mengetahui perlawanan dan pendekatan untuk mengelola
perubahan organisasi tersebut.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara menciptakan suatu
budaya bagi perubahan.
Perubahan
Organisasi
2.1 Kekuatan Untuk Perubahan
“Berubah atau binasa!” merupakan seruan bersama para
manajer pada saat ini di seluruh dunia. Berikut ini enam kekuatan spesifik
untuk menstimulasi perubahan, yaitu :
Kekuatan
|
Contoh
|
1. Hakikat
tenaga kerja
|
ü Lebih
banyak keanekaragaman budaya
ü Populasi
penduduk lanjut usia
ü Meningkatnya
imigrasi dan outsourcing
|
2. Teknologi
|
ü Komputer
dan perangkat genggam yang lebih cepat, lebih mudah, danlebih mudad dibawa
ü Kemunculan
dan pertumbuhan dari situs jejaring sosial
ü Menafsirkan
kode genetika manusia
|
3. Goncangan
ekonomi
|
ü Naik
dan turunya pasar perumahan secara global
ü Keruntuhan
dalam sektor finansial
ü Resisi
global
|
4. Kompetisi
|
ü Para
pesaing global
ü Merger
dan konsolidasi
ü Meningkatnya
regulasi perdagangan dari pemerintah
|
5. Kecenderungan
sosial
|
ü Meningkatnya
kesadaran lingkungan
ü Liberalisasi
tingkah laku yang mengarah pada para karyawan yang memiliki sifat homo,
lesbian, dan transgender
ü Lebih
banyak multitugas dan konektivitas
|
6. Politik
dunia
|
ü Kenaikan
biaya pemeliharaan kesehatan
ü Tingkah
laku sosial yang negative yang mengarah pada bisnis dan eksektif
ü Membuka
pasar di Cina
|
2.2 Perubahan Terencana
Perubahan
(change) yang berarti suatu perubahan dapat membuat
sesuatu menjadi berbeda.
|
||
Perubahan
Terencana (planned changer) yaitu perubahan
aktivitas yang disengaja dan berorientasi pada tujuan.
|
Agen
perubahan (change agent) yaitu orang-orang yang bertindak
sebagai katalisator dan mengasumsikan tanggung jawab untuk mengelola
perubahan aktivitas
|
Sebuah pabrikan mobil yang besar telah menghabiskan
beberapa miliar dolar untuk memasang robot. Salah satu area yang menrima
perlengkapan baru tersebut adalah pengendalian kualitas, yakni tempat
komputer-komputer yang canggih secara signifikan akan meningkatkan kemampuan
perusahaan untuk menemukan dan memperbaiki kecacatan. Oleh karena perlengkapan
yang baru secara dramatis mengubah pekerjaan dalam area pengendalian kualitas,
dank arena manajemen telah mengantisipasi para karyawan yang dianggap akn
melawannya, maka para eksekutif mengembangkan sebuah program untuk membantu
orang menjadi terbiasa dengannya dan berhadapan dengan kecemasan yang mungkin
akan mereka rasakan.
Skenario diatas merupakan contoh dari perubahan, atau membuat hal-hal menjadi
berbeda dan menggambarkan perubahan
terencana.Selanjutnya, mereka yang melihat pada masa mendatang bagi
organisasi yang lainnya tidak teridentifikasi, dan mereka dapat memotivasi,
menciptakan, dan mengimplementasikan visi disebut agen perubahan.Para agen perubahan bisa manjer atau bukan manajer,
karyawan yang telah ada atau yang baru, atau para konsultan dari pihak luar
perusahaan.
2.3 Perlawanan Terhadap Perubahan
Dalam suatu perlawanan terhadap perubahan dapat
menjadi positif ataupun negatif.Perlawanan tidak serta merta muncul dalam
cara-cara yang terstandardisasi.Hal ini dapat terjadi secara terang-terangan,
implisit, segera, atau ditangguhkan.
Sumber-Sumber dari Perlawanan terhadap perubahan
Sumber-Sumber
Individu
|
Sumber-Sumber
Organisasi
|
(1) Kebiasaan
Untuk mengatasi
kerumitan kehidupan, maka kita akan bersandar pada kebiasaan atau
tanggapan-tanggapan yang terprogram. Namun, ketika menghadapi perubahan, maka
kecenderungan ini akan memberikan tanggapan dalam cara-cara yang biasa kita
lakukan menjadi sebuah sumber perlawanan.
|
(1) Kelemahan
Struktual
Organisasi -
organisasi yang telah menciptakan mekanisme seperti proses seleksi mereka dan
regulasi yang terformalisasi untuk menghasilkan stabilitas. Ketika organisasi
menghadapi perubahan, maka kelemahan structural ini bertindak sebagai
pengimbang untuk mempertahankan stabilitas.
|
(2) Keamanan
Orang-orang dengan
kebutuhan keamanan yang tinggi cenderung melawan perubahan karena dapat
mengancam perasaan keselamatan mereka.
|
(2) Fokus
Pada Perubahan yang Terbatas
Organisasi-organisasi
terdiri atas sejumlah subsistem yang saling tergantung. Salah satu tidak
dapat diubah tanpa mempengaruhi yang lainnya. Oleh karena itu, perubahan
dibatasi dalam subsistem cenderung ditiadakan oleh system yang lebih besar.
|
(3) Faktor-Faktor
Ekonomi
Perubahan dalam tugas
pekerjaan atau kerja rutin yang ditetapkan dapat mengancam perasaan
keselamatan mereka.
|
(3) Kelemahan
Kelompok
Jika para individu
ingin mengubah prilaku mereka, maka norma kelompok akan bertindak sebagai
kendala.
|
(4) Takut
Terhadap Ketidaktahuan
Perubahan
menggantikan ketidakjelasan dan ketidakpastian atas ketidaktahuan.
|
(4) Ancaman
Terhadap Keahlian
Perubahan dalam pola
organisasional dapat mengancam keahlian dari kelompok yang memiliki
spesialisasi.
|
(5) Pemrosesan
Informasi Secara Selektif
Para individu merasa
bersalah atas secara selektif memproses informasi agar menjaga persepsi
mereka tetap utuh. Mereka mendengar yang mereka ingin dengar, dan mereka
mengabaikan informasi yang menantang dunia yang telah mereka ciptakan.
|
(5) Ancaman
Terhadap Kekuatan Hubungan yang Diciptakan
Pembagian kembali
otoritas pengembalian keputusan dapat mengancam kekuatan hubungan yang
diciptakan di dalam organisasi.
|
Berikut ini delapan cara mengatasi perlawanan
terhadap perubahan yang dapat membantu para agen perubahan dalam berhadapan
dengan perlawanan terhadap perubahan, yaitu :
1) Pendidikan
dan Komunikasi
Mengomunikasikan
logika dari perubahan dapat menurunkan perlawanan karyawan pad dua tingkat.
Pertama, dapat memerangi efek dari informasi yang salah dengan komunikasi yang
buruk; jika para karyawan menerima kenyataan sepenuhnya dan menjernihkan
kesalahpahaman, maka perlawanan dapat berkurang. Kedua, komunikasi dapat
membantu “menjual” kebutuhan akan perubahan dengan mengemasnya dengan benar.
2) Partisipasi
Mengasumsikan bahwa
para partisipan memiliki keahlian untuk membuat kontribusi yang berarti,
keterlibatan mereka dapat menurunkan perlawanan, memperoleh komitmen, dan
meningkatkan kualitasdari perubahan keputusan.
3) Membangun
Dukungan dan Komitmen
Ketika
para manajer atau karyawan memiliki komitmen emsional yang rendah terhadap
perubahan, maka mereka akan menyukai status quo dan melawannya.
4) Mengembangkan
Hubungan yang Positif
Orang-orang lebih bersedia menerima
perubahan jika mereka mempercayai para manejer yang mengimplementasi mereka.
5) Mengimplementasikan
Perubahan secara Adil
Salah satu cara organisasi dapat
meminimalkan dampak negatif adalah memastikan bahwa perubahan telah
diimplementasikan secara adil.
6) Manipulasi
dan Kooptasi
Manipulasi mengacu pada upaya
mempengaruhi secara rahasia.Kooptasi, pada sisi alinnya, mengombinasikan antara
manipulasi dengan partisipasi.Ini berupaya untuk “menyuap” para pemimpin dari
kelompok yang melawan dengan memberikan mereka peranan yang penting, meminta
nasehat mereka bukan untuk menemukan solusi yang lebih baik tetapi untuk
memperoleh dukungan mereka.
7) Memilih
Orang yang Menerima Perubahan
Riset menyebutkan bahwa kemampuan
untuk dengan lebih mudah menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan adalah
terkait dengan kepribadian beberapa orang memiliki lebih banyak tingkah laku
yang positif mengenal perubahan daripada yang lainnya.Para individu tersebut
terbuka terhadap pengalaman, memiliki tingkah laku yang positif terhadap
perubahan, bersedia untuk mengambil resiko, dan fleksibel dalam prilaku mereka.
8) Paksaan
Menerapkan ancaman secara langsung
atau memaksa paa pelawan. Jika manajemen benar-benar mengupayakan untuk menutup
pabrik manufaktur yang memiliki para karyawan yang tidak menyetujui akan
dipotong gajinya, maka perusahaan sedang menggunakan paksaan. Contonya adalah
ancaman untuk memindahkan, kehilangan promosi, evaluasi kinerja yang negatife,
dan surat rekomendasi yang buruk.
2.4 Pendekatan Untuk Mengelola
Perubahan Organisasional
1. Politik
Perubahan
Politik menyarankan dorongan untuk
perubahan lebih cenderung datang dari di luar aagen perubahan, karyawan yang
baru dalam organisasi (orang yang kurang melekat dengan status qou),atau
manajer yang baru saja dipindahkan dari struktur kekuasaan utama.
Manajer yang telah menghabiskan
keseluruhan karier mereka dengan satu organisasi dan mencapai posisi senior
dalam hierarki sering kali merupakan hambatan utama bagi perubahan.Hal ini
sangat nyata mengancam status dan posisi mereka.Namun, mereka diharapkan untuk
mengimplementasikan perubahan untuk menunjukkan bahwa mereka bukan hanya para
pengurus semata.Dengan bertindak sebagai agen perubuhan mereka dapat
menyampaikan kepada para pemegang saham,pemasok,karyawan,dan konsumen bahwa
mereka menangani permasalahan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
dinamis.
2.
Pendekatan untuk mengelola perubahan
Organisasi
Model tiga tahap
klasik yang dikemukakan oleh Lewin terhadap proses perubahan,rencana delapan
tahap dari kotter, riset tindakan, dan pengembangan organisasional.
3.
Model tiga langkah dari Lewin
Kurt Lewin
menyatakan bahwa keberhasilan perubahan dalam organisasi akan mengikuti tiga
langkah, yaitu mencairkan status
qou, pergerakan kepada keadaan akhir
yang diinginkan, dan membekukan kembali perubahan
baru untuk membuatnya menjadi permanen.
Status qou merupakan sebuah keadaan
keseimbangan. Untuk bergerak dari titik keseimbangan-untuk mengatasi tekanan
dari keduanya baik perlawanan individu maupun kepatuhan kelompok-pencairan
harus terjadi dalam salah satu dari tiga cara. Kekuatan yang mendorong, yang menjauhkan perilaku dari status qou,
dapat ditingkatkan. Kekuatan yang
menahan, yang menghalangi pergerakan menjauh dari titik keseimbangan dapat
diturunkan.Alternatif ketiga adalah menggabungkan pendekataan yang pertama dan
kedua.pertimbangan perusahaan minyak yang besar yang memutuskan untuk
mengonsolidasikan 3 kantor pemasaran divisionalnya di seattle, San Franscisco
dan Los Angeles kedalam satu kantor regional tunggal di san franscisco.
Manajemen diperusahaan minyak mengharapkan
karyawan untuk melawan konsolidasi.Mereka di Seattle atau Los Angeles tidak
ingin pindah ke kota yang lain,memindahkan anak-anak dari sekolah, menjalin
pertemanan yang baru, mnyesuaikan dengan para rekan kerja yang baru,atau
menjalin penugasan tanggung jawab kembali. Insentif yang positif seperti
kenaikan gaji,biaya perpindahan liberal, dan dana hipotik yang berbiaya rendah
atau tempat tinggal yang barudi San Franscisco akan mendorong para karyawan
menerima perubahan.Manajemen juga mencairkan penerimaan status qou dengan
menghapuskan kekuataan yang menahan. Hal ini dapat menjadi konsultasi karyawan
secara individu,mendengarkan dan menjelaskan kepada masing-masing karyawan
mengenai perhatian dan keprihatinan yang spesifik.Mengasumsikan bahwa sebagian
besar tidak tepat, maka penasehat akan memastikan para karyawan bahwa tidak ada
yang perlu ditakutkan dan menawarkan bukti yang berwujud bahwa kekuatan yang
menahan tidak berasalan.jika perlawanan menjadi sangat luar biasa tinggi,maka
manajemen harus mengambil jalan keduanya yaitu menurunkan perlawanan dan
meningkatkan ketertarikan alternatif jika mencairkan akan berhasil.
Riset terhadap perubahan
organisasional telah menunjukan bahwa agar efektif, maka perubahan yang aktual
harus terjadi dengan cepat.Ketika perubahan telah diimplementasikan,maka agar
situasi yang baru dapat berhasil harus dibekukan kembali sehinggan dapat
dilanjutkan dari waktu ke waktu.Tujuan dari membekukan kembali adalah untuk
menstabilitaskan situasi yang baru dengan menyeimbangkan antara kekuatan yang
mendorong denga kekuatan yang menahan.
4.
Rencana Delapan Tahap Kotter untuk
Mengimplementasikan perubahan
John Kotter dari
Harvard Business School mengembangkan model tiga tahap dari Lewin untuk
mencciptakan pendekataanyang lebih terperinci untuk mengimplementasikan
perubahan.Kotter memulai dengan mendaftar kesalahan-kesalahan umum yang
dilakukan oleh para menejer ketika berupaya untuk memprakarsai perubahan.
5.
Riset Tindakan
Riset tindakan
adalah proses perubahan yang didasarkan pada kumpulan data secara sistematis
dan melakukan seleksi atas tindakan perubahan yang didasarkan pada pada apa
yang diindikasikan oleh data yang dianalisis.Nilainya adalah menyediakan suatu
metodologi yang ilmiah mengenai mengelola perubahan yang terencana.Riset
tindakan terdiri dari lima tahap (catatan bagimana mereka secara erat
disejajarkan dengan metode ilmiah): diagnosis,analisis,umpan balik,tindakan dan
evaluasi.
Agen perubahan,sering kali merupakan
konsultan dari pihak luar dalam riset tindakan,dimulai dengan mengumpulkan
informasi mengenai permasalahan,perhatian, dan perubahan yang diperlukan dari
para anggota organisasi. Riset tindakan mensyaratkan orang-orang yang akan
berpartisipasi dalam program perubahan untuk membantu mengidentifikasi permasalahan
dan menetapkan solusi.Oleh karenanya,tahap ketiga-umpan balik- memerlukan
diskusi dengan karyawan mengenai apa yang telah ditemukan dari tahap pertama
dan kedua. Sekarang bagian tindakan dari riset tindakan adalah dijalankan.Para
karyawan dan agen perubahan melaksanakan tindakan-tindakan yang spesifik yang
telah mereka identifikasi untuk memperbaiki permasalahan.
Tahap terakhir, konsisten dengan
dasar-dasar ilmiah dari riset tindakan adalah melakukan evaluasi atas
efektivitas dari rencana tindakan,dengan menggunakan data awal yang dikumpulkan
sebagai sebuah patokan.
Riset tindakan menyediakan dua
manfaat yang spesifik.Pertama berfokus pada permasalahan.Agen perubahan secara
objektif akan mencari permasalahan-permasalahan dan tipe permasalahan yang menentukan
tipe dari tindakan perubahan. Kedua karena riset tindakan melibatkan para
karyawan begitu menyeluruh dalam proses,hal ini dapat menurunkan perlawanan
tethadap perubahan.
6.
Pengembangan Organisasional
Pengembangan
organisasional (organizational development [OD]) adalah kumpulan dari
intverensi perubahan yang terencana,ditetapkan pada nilai demokratis yang
humanistik yang berupaya untuk meningkatkan efektivitas organisasional dan
kesejahteraan karyawan.
Metode pengembangan organisasional
menilai pertumbuhan manusia dan organisasional,melalui pemrosesan secara
kolaboratif dan partisipatif,serta semangat untuk menyelidiki. Berikut ini
adalah nilai-nilai yang mendasar dalam sebagian besar upaya pengembangan
organisasional,
a.
Menghormati
orang. Para individu dipandang bertanggung jawab, teliti
dan peduli, mereka akan diperlakukan dengan martabat dan rasa hormat.
b.
Kepercayaan
dan dukungan.Suatu organisasi yang efektif dan sehat
dicirikan dengan kepercayaan, kebenaran, keterbukaan, dan iklim yang mendukung.
c.
Kekuatan
pemerataan.Organisasi yang efektif akan mengendurkan otoritas
secara hierarki dan pengendalian.
d.
Konfrontasi.
Permasalahan harus dikonfrontasikan secara terbuka,bukan disembunyikan.
e.
Partisipasi.
Semakin terlibat dalam keputusan,maka akan semakin banyak orang yang
dipengaruhi oleh perubahan yang akan dilakukan untuk mengimplementasikannya.
Apakah
teknik pengembangan organisasional atau interverensi yang digunakan dalam
mewujudkan perubahan?
a. Pelatihan Sensitivasi suatu
varian nama- pelatihan sensitivitas,pelatihan laboratorium,kelompok
pertemuan,dan T-kelompok (kelompok pelatihan)- semuanya meengacu pada suatu
metode awal dari perubahan perilaku melalui interaksi kelompok yang tak
terstruktur.
b. Umpan balik atas survei
salah satu alat bantu untuk menilai tingkah laku yang dilakukan oleh anggota
organisasional,mengidentifikasi perbedaan di antara persepsi anggota dan
menyelesaikan perbedaan ini merupakan pendekataan umpan balik atas survei. Setiap orang dalam organisasi dapat
berpatisipasi dalam umpan balik survei tetapi manfaat pokoknya adalah
"keluarga" organisasional-manajer dari unit yang ditetapkan dan
karyawan yang melaporkan secara langsung kepadanya. Pendekatan umpan balik atas
survei dapat bermanfaat untuk menjaga agar para pengambil keputusan
diberitahukan mengenai tingkah laku dari para karyawan terhadap organisasi.
c. Konsultasi proses para
manajer sering kali merasakan kinerja dari unit mereka dapat ditingkatkan
tetapi tidak dapat mengidentifiksasi apa yang harus ditingkatkan dan bagaimana.
Tujuan dari konsultasi proses
(process consultation[PC]) adalah bagi konsultan dari luar untuk membantu
seorang klien. Kejadian ini akan meliputi alur kerja,hubungan informal di
antara para anggota unit,dan saluran komunikasi yang formal.
d. Membangun Tim menggunakan
aktivitas kelompok yang berinteraksi tinggi untuk meningkatkan kepercayaan dan
keterbukaan di antara para anggota tim,meningkatkan upaya koordinasi ,dan
meningkat kinerja tim. Membangun tim biasanya meliput penetapan
tujuan,pengembangan dari hubungan interpersonal di antara para anggota
tim,analisis peran untuk menjelaskan peranan dan tanggung jawab dari tiap-tiap
anggota,serta analisis proses tim.
e. Pengembangan Antarkelompok
Area utama dari perhatian dalam pengembangan organisasional adalah konflik
disfungsional di antara kelompok.Pengembangan antarkelompok berupaya untuk
mengubah tingkah laku,stereotip,dan persepsi dari kelompok mengenail satu sama
lain.Pada bagian ini sesi pelatihan secara erat menyerupai pelatihan yang
beranekaragam (pada kenyataanya,pelatihan yang beranekaragam secara luas
berkembang dari pengembangan antarkelompok di dalam pengembangan
organisasional),kecuali dibandingkan dengan menitikberatkan pada
perbedaandemografis mereka fokus pada perbedaan di antara mata pencaharian,departemen
atau divisi dalam suatu organisasi.
2.5 Menciptakan Suatu Budaya bagi
Perubahan
1. Menstimulasi
Inovasi Budaya
a) Definisi
dari Inovasi
Kami
mengatakan perubahan yang mengacu pada membuat hal-hal yang berbeda.Inovasi,
suatu jenis perubahan yang lebih terspesialisasi, merupakan suatu gagasan baru
yang ditetapkan untuk memprakarsai atau meningkatkan perubahan, tetapi tentunya
tidak semua perubahan memperkenalkan gagasan baru atau mengarahkan pada
perbaikan yang signifikan.Inovasi dapat berkisar dari peningkatan inkremental
yang kecil, seperti misalnya tablet, hingga terobosan secara radikal, seperti
mobil Leaf elektrik Nissan.
b) Sumber
Inovasi
Variabel-variabel
struktural menjadi sumber inovasi yang paling berpotensi untuk dikaji. Suatu
tinjauan yang komprehensif mengenai hubungan antara struktur dengan inovasi
yang mengarah paa kesimpulan-kesimpulan berikut ini :
ü Struktur
yang organik secara positif mempengaruhi inovasi. Oleh karena mereka lebih
rendah dalam diferensiasi vertikal, formalisasi dan sentralisasi, maka
organisasi organik dapat memfasilitasi fleksibilitas, adaptasi, dan fertilisasi
silang yang membuat adopsi terhadap inovasi menjadi lebih mudah.
ü Kepemilikan
yang panjang dalam manajemen dihubungkan dengan inovasi. Kepemilikan manajerial
terlihat menyediakan legimitasi dan pengetahuan mengenai bagaimana
menyelesaikan tugas dan memperoleh hasil yang diinginkan.
ü Inovasi
dibina ketika terdapat sumber daya yang kendur. Memiliki sumber daya yang
melimpah memungkinkan bagi suatu organisasi untuk mampu membeli inovasi,
menanggung biaya untuk melembagakan mereka, dan menyerap kegagalan.
ü Komunikasi
antarunit tinggi dalam organisasi yang inovatif. Organisasi-organisasi ini
adalah para pengguna komite yang tinggi, kekuatan tugas, tim-tim fungsional
silang, dan mekanisme-mekanisme lainnya yang memfasilitasi interaksi diseluruh
lini departemen.
2. Menciptakan
Suatu Pembelajaran Organisasi
Apakah
yang Dimaksud dengan Pembelajaran Organisasi?Sama halnya dengan para
individu yang belajar, demikian pula organisasi.Suatu pembelajaran organisasi
telah mengembangkan kapasitasnya secara terus-menerus untuk menyesuaikan diri
dan berubah.Beberapa organisasi hanya melakukan dengan lebih baik daripada yang
lainnya.
Sebagian besar
organisasi terlibat dalam pembelajaran
loop tunggal. Ketika mereka mendeteksi kesalahan, maka proses perbaikan
mereka akan bergantung pada kebijakan secara rutin pada masa lalu dan masa
sekarang. Sebaliknya, pembelajaram organisasi menggunakan pembelajaran loop ganda.Mereka memperbaiki kesalahan dengan memodifikasi
tujuan, kebijakan, dan standar yang rutin. Pembelajaran loop ganda menantang
asumsi dan norma yang berakar mendalam. Hal ini menyediakan peluang bagi solusi
yang berbeda secara radikal terhadap permasalaham-permasalahan dan lompatan
yang dramatis dalam peningkatan.
a)
Mengelola Pembelajaran
Apakah yang dapat para manajer
lakukan untuk membuat perusahaannya menjadi pembelajaran organisasi? Beberapa
saran yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
ü Menciptakan suatu strategi.
Manajemen perlu untuk membuat secara eksplisit komitmennya untuk melakukan
perubahan, inovasi dan perbaikan yang terus-menerus.
ü Merancang kembali struktur
organisasi. Struktur formal dapat menjadi halangan
serius terhadap pembelajaran. Meratakan struktur, menghilangkan atau
menggabungkan depratemen, serta meningkatkan penggunaan dari tim-tim fungsional
silang untuk menegakkan saling ketergantungan dan mengurangi batasan.
ü Membentuk kembali budaya
organisasi. Untuk menjadi pembelajaran organisasi,
maka para manajer harus menunjukan dengan tindakan mereka untuk mengambil
risiko dan mengakui kegagalan adalah yang lebih disukai. Hal ini berarti
memberikan imbalan kepada orang-orang yang memanfaatkan peluang dan melakukan
kesalahan. Selain itu, manajemen perlu untuk mendorong konflik fungsional.
b)
Perubahan
Organisasi dan Stess
Berpikir
mengenai berapa kali Anda merasa tertekan selama kehidupan pekerjaan Anda.Lihat
masa lalu faktor-faktor penyebab stess sehari-hari yang dapat menyebar ke dalam
tempat kerja, seperti kemacetan lalu lintas yang membuat Anda terlambat untuk
bekerja atau mesin pembuat kopi rusak yang menjaga Anda dari pagi.Apakah waktu
yang sangat menekan yang lebih membekas dan berlangsung lama.Bagi banyak orang
hal tersebut disebabkan oleh perubahan organisasional.
Para peneliti semakin banyak
mempelajari efek dari perubahan organisasional terhadap para karyawan. Kita
tertarik dalam menentukan penyebab khusus dan faktor-faktor yang mengurangi
stress supaya dapat mempelajari bagaimana mengelola perubahan organisasional
secara efektif. Keseluruhan hasil temuan adalah bahwa perubahan organisasional
memadukan pengetahuan perilaku organisasi mengenai orang bereaksi terhadap
faktor yang menyebabkan tekanan yang memberikan hasil yang lebih efektif daripada
perubahan organisasional yang hanya dikelola secara objektif melalui penetapan
tujuan.Tidak mengejutkan, peranan dari kepemimpinan sangat penting.Suatu kajian
terbaru menemukan bahwa para pemimpin yang transformasional dapat membantu
dalam membentuk karyawan yang memengaruhi sehingga para karyawan dapat tetap
berkomitmen pada perubahan dan tidak memandangnya sebagai tekanan. Kajian
lainnya mengindikasikan bahwa orientasi yang positif atas perubahan sebelum
perubahan yang spesifik direncanakan akan memprediksi bagaimana karyawan dalam
berurusan dengan inisatif-insiatif yang baru. Suatu orientasi pada perubahan
yang positif akan menurunkan stress karyawan ketika mereka mengalami perubahan
organisasional dan akan meningkatkan tingkah laku mereka yang positif. Para
manajer dapat secara terus-menerus bekerja untuk meningkatkan efektivitas diri.
Mereka dapat juga mendorong karyawan yang memandang pengendalian dan perubahan
tingkah laku yang positif dengan memasukan mereka dari tahap perencanaan hingga
penerapan dari proses yang baru. Kajian lainnya yang menambahkan keperluan
untuk meningkatkan jumlah komunikasi kepada para karyawan selama perubahan,
menilai dan mendorong ketahanan psikologis dari para karyawan melalui
menawarkan dukungan sosial, serta melatih para karyawan dalam teknik yang
mengatur emosionalnya. Melalui metode-metode ini, para manajer dapat membantu
karyawan untuk menjaga level stressnya yang rendah dan komitmen mereka yang
tinggi.
Sering kali, perubahan
organisasional sangat menekan karena karyawan memandang aspek dari perubahan
sebagai ancaman.Para karyawan tersebut lebih cenderung untuk mengundurkan diri,
sebagian karena reaksi terhadap stress mereka.Untuk mengurangi persepsi dari
ancaman, maka para karyawan perlu melihat perubahan organisasional sebagai hal
yang wajar. Riset mengindikasikan bahwa mereka yang memiliki orientasi pada
perubahan yang positif sebelum perubahan direncanakan akan kurang cenderung
untuk memandang perubahan sebagai hal yang tidak wajar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Organisasi
adalah tempat berkumpulnya sekelompok manusia dengan visi dan misi yang sama,
untuk mencapai sebuah tujuan besar. Maka dari itu untuk mencapai tujuannya
sebuah organisasi haruslah melakukan sebuaah perubahan dan perkembangan ke arah
yang positif untuk menghadapi segala tantangan yang ada, agar organisasi
tersebut dapat membawa seluruh anggotanya dalam menggapai tujuan yang
diinginkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Stephen
P. Robbins, Timothy A. Judge. 2017. Perilaku
Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Komentar
Posting Komentar